4 Macam Emosi Video yang Bisa Kamu Manfaatkan untuk Menarik Perhatian Audie

When you can control your thought and emotions, you'll control everything

– Marshall Sylver

Pernahkan kamu menonton animasi Upin-Ipin episode “Untuk Prestasi” yang berisi iklan susu SGM? atau iklan Gojek cari pahala? Atau Song Jong Ki memakan permen Kopiko di drama korea Vincenzo? Seperti tidak menonton iklan bukan? Disadari atau tidak, video-video tersebut sedang mencoba menggugah emosi audiens supaya tertarik dengan produk yang ditawarkan.

Sebal juga kan kalau sedang asyik nonton video kemudian diselingi iklan. Tapi bagaimana dengan iklan yang dikemas dengan storytelling dan mengandung emosi? Tidak seperti menonton iklan bukan?

Kesalahan yang sering dilakukan oleh marketer adalah terlalu banyak menyodorkan promosi, tanpa turut mengetahui apa yang dibenci dan disukai audiens. Padahal video yang mengandung emosi bisa meningkatkan retensi audiens. Dengan emosi, audiensmu bisa terbawa suasana sehingga menggerakkan keinginan mereka untuk melakukan tindakan. Seperti membeli atau mendaftar. Kalaupun tidak melakukan tindakan, minimal mereka menyadari keberadaanmu.

Hal ini menimbulkan pertanyaan: jadi emosi seperti apa yang harus digunakan dalam video? Dan bagaimana seharusnya digunakan untuk menyampaikan informasi yang tepat kepada target audiens.

Dasar-dasar yang dapat kamu gunakan sebagai panduan emosi adalah: kejujuran, keaslian, dan empati. Kamu harus berusaha jujur dan menunjukan pemahaman tentang kebutuhan audiens. Berikut adalah 4 macam emosi yang bisa kamu manfaatkan untuk menarik perhatian audiens.

1. Takut

Takut mengambil keputusan, takut salah, takut sendirian, dan takut tidak diterima adalah contoh ketakutan yang pernah dialami oleh semua orang. Kamu bisa memanfaatkan ketakutan mereka untuk mendapatkan perhatian dengan berempati. Seperti iklan Traveloka yang menawarkan promo staycation melalui kekhawatiran audiens tidak fokus kerja di hari Senin.

2. Kasih sayang

Bertepuk sebelah tangan, father/mother’s love, dan love language lainnya adalah contoh emosi kasih sayang. Di Indonesia, konten yang hampir tidak pernah kehabisan audiens adalah konten dengan tema kasih sayang dan komedi. Seperti cuplikan EggDrop pada drama Hospital Playlist yang memanfaatkan father’s love untuk mendapatkan atensi audiens, atau iklan animasi Gojek episode Little Things yang memanfaatkan mother's love.

3. Ingin tahu

Ingin tahu adalah sifat bawaan manusia dari lahir. Mereka akan selalu excited dengan hal-hal yang membuat mereka kepo, seperti episode selanjutnya. Padahal isinya konten promosi yang dikemas dengan storytelling. Contohnya video bersambung atau video serial movie milik blibli.com dengan judul Cerita Tentang Menyudahi.

4. Harga diri

Harga diri sebenarnya merupakan bentuk reaksi emosional – bisa menyenangkan dan bisa tidak. Harga diri bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pengalaman, persepsi, keterbatasan, hingga opini. Harga diri bisa mengalami fluktuasi seiring berjalannya waktu, namun ia bisa meningkat seiring berjalannya rasa percaya diri. Seperti iklan Pocari Sweat dengan judul Bintang SMA.

Selain pemilihan emosi, kamu juga bisa mempertahankan penggunaan video inspiratif atau humor. Video seperti ini memiliki kesan menghibur dari pada promosi, seperti iklan animasi miliki IchiOcha. Kamu bisa mempertimbangkannya penggunaanya.

Semoga informasinya bermanfaat.

Sakti

Tim ilustrasi.id