Trend Video Vertikal Tahun 2021

[ilustrasi] Video vertikal vs video horizontal (ilustrasi.id)

Video ephemeral atau temporal adalah video yang hanya bisa diakses dalam waktu tertentu – biasanya 24 jam. Video ini mulanya dipopulerkan oleh snapchat, facebook, instagram, dan tiktok. Sifatnya yang cepat dan terbatas bisa membawa audiens pada suasana Fear of Missing Out (FOMO) atau takut melewatkan informasi.

Selain video temporal, video vertikal juga termasuk trend konten video 2021 yang tidak terbantahkan. Video vertikal – mudahnya – adalah konten video dengan orientasi vertikal. Orientasi vertikal sesuai dengan keadaan layar gawai yang audiens gunakan. Menurut Yansmedia, 75% audiens menonton video secara vertikal, sisanya horizontal.

Mulanya gagasan video vertikal kurang disukai oleh para tenaga profesional produksi, namun persepsi ini berubah dengan cepat. Platform media sosial yang diakses melalui gawai merubah kebiasaan cara mengkonsumsi konten audiens. Menurut MediaBrix, video vertikal memiliki peluang 90% ditonton hingga akhir dibanding video horizontal.

Secara natural, video vertikal digunakan oleh pengguna gawai

Kamu bisa melihat video vertikal yang pas memenuhi layar gawai dalam mode potret. Belum pernah sebelumnya tercatat dalam sejarah bahwa video lebih banyak ditonton melalui gawai dari pada perangkat lainnya.

Jumlah pengguna internet di seluruh dunia pada tahun 2020 mencapai 4,18 miliar orang. 80% lalu lintas media sosial berasal dari perangkat selular (61% di antaranya adalah gawai) Jadi untuk menonton video di media sosial secara vertikal adalah cara yang paling alami dan intuitif. 94% pengguna memegang gawai mereka secara vertikal sepanjang waktu (Yansmedia).

Menurut MOVR Mobile Overview, 96% pengguna gawai menonton video menggunakan orientasi potret atau vertikal. Kurang dari 30% mereka tidak mau berrepot-repot mengubah orientasi gawai menjadi horizontal. Artinya video landscape atau horizontal pada akhirnya mengalami penurunan pamor di kalangan pengguna gawai, sebaliknya, video vertikal yang memenuhi layar gawai menjadi lebih digemari.

Statistik video vertikal

  • Jika kamu dibandingkan dengan video persegi, engagement video vertikal 4 kali lebih baik di facebook, dan 2,5 kali lebih baik di twitter

  • 90% penayangan video di twitter berasal dari gawai – kamu bisa mempertimbangkan angka ini jika ingin menjangkau lebih banyak pengguna twitter dengan video

  • Video vertikal memiliki visibilitas 13,8x lebih banyak di facebook, dan 90% lebih banyak dibanding dengan postingan gambar

  • Video vertikal di snapchat ditonton hingga akhir 9 kali lebih sering daripada video horizontal

  • 62% audiens mengakui bahwa story facebook yang mereka lihat meningkatkan minat mereka pada suatu porduk atau layanan.

Jadi kapan harus menggunakan video vertikal?

Video vertikal memiliki potensi advertising yang kuat dan kemampuannya menjangkau banyak audiesn. Tapi di mana tempat terbaik untuk menggunakannya?

Youtube bukanlah saluran pemasaran yang ideal, karena youtube terkait dengan video horizontal. Video vertikal di platform media ini akan membuat audiens merasa frustasi. Untuk itulah, mengapa kamu perlu mengarahkan pemasaran video vertikal ke instagram, snapchat, tiktok, twitter, whatsapp, dan platform yang menyediakan space vertikal.

Fyi, instagram diprediksi akan menjadi platform yang paling menjanjikan untuk periklanan menggunakan video, termasuk video vertikal. Banyak faktor yang mendukung, seperti ketersediaan fitur story dan IGTV.

Semoga informasinya bermanfaat

Sakti

Tim ilustrasi.id