Ketahui Bagaimana Musik Mempengaruhi Psikologi Audiens
Music is a world within itself, with a language we all understand – Stevie Wonder
Pernahkah kamu terbawa suasana karena menonton video pendek dengan backsound yang khas? Seperti lagu yang sedang booming, Anak Sekolah – Crisye yang mengingatkanmu pada masa-masa SMA? Dan bahkan membuatmu auto mikir “wah video kocak masa-masa SMA nih.” Ternyata, saat itu musik sedang menstimulasi ingatanmu.
Each memory has a soundtrack of it’s own – Kushandwizoom
Sebelum berbicara lebih jauh, mari kita samakan persepsi terlebih dahulu bahwa musik dan backsound adalah hal yang sama – khusus di topik artikel ini saja. Sama-sama menjadi komponen pengisi suara dan menstimulasi pendengaran, meskipun dalam proses editing video, musik dan backsound adalah hal yang benar-benar berbeda. Lanjut …
Lalu, bagaimana perjalanan musik sampai membuatmu terbawa suasana ketika sedang menonton video?
Perjalanan suatu musik (bunyi) diawali dari vibrasi atau gelombang – baik itu dari alat musik atau pun sumber suara elektronik lainnya – yang mengelilingi partikel-partikel di udara. Susunan itu kemudian menggetarkan selaput telinga dan diteruskan ke bagian yang lebih dalam – menuju pusat auditori di otak.
Setelah sensor itu sampai di otak, otak akan memproses sensor tersebut dan meresponsnya dengan mengirimkan sinyal ke seluruh tubuh – biasanya berbentuk hormon. Efeknya, moodmu bisa saja berubah, memori lama terpanggil, dan bahkan bisa meningkatkan fokus. Hal itu juga berlaku untuk video.
Pada dasarnya, musik berisikan tiga materi utama: vibrasi, frekuensi, dan warna suara. Pada takaran yang tepat, komponen itu akan menciptakan harmoni. Keharmonian tersebut kemudian diorganisir melalui dimensi cepat-lambat, tinggi-rendah, keras-lembut, panjang-pendek, dengan-tanpa lirik. Kesan harmoni tersebut melibatkan impresi estetis dan kompositoris sehingga serangkaian stimulasi tersebut bisa direspon dengan baik secara fisiologis maupun psikologis oleh tubuh. Hal inilah yang harus diperhatikan, karena tanpa disadari musik bisa menjadi stimulus penting bagi audiens.
Tapi aspek musik apa yang bisa mempengaruhi psikologi audiens?
Ada tiga aspek utama yang mempengaruhi psikologi audiens
- Tempo
Tempo musik adalah barometer kecepatan video. Secara natural otak memahami bahwa semakin cepat temponya, maka kecepatan visualnya juga akan meningkat. Kondisi tersebut bisa mengusik psikologis audiens dengan rasa diburu-buru hingga menimbulkan efek untuk segera menyelesaikan dan bahkan ingin segera pergi begitu saja. Sebaliknya, tempo lambat bisa membuat audiens berlama-lama, tapi kalau terlalu lambat pun juga bisa menimbulkan rasa kantuk.
- Volume
Rendah dan tinggi volume akan mempengaruhi kenyamanan telinga audiens. Umumnya, musik dengan volume keras membuat audiens tidak betah berlama-lama untuk menonton video. sebaliknya, musik dengan volume sedang-rendah akan membuat audiens merasa nyaman. Konteks tinggi dan rendah di sini akan mempengaruhi keharmonian musik. Jika musik tidak menimiliki keharmonian, maka ia tidak akan direspon dengan baik oleh tubuh, baik itu secara psikologis maupun fisiologis – berhubungan dengan kenyamanan telinga.
- Genre
Setiap audiens memiliki genre favorit, bisa pop, rock, metal, RnD, dan lain sebagainya. Saking banyaknya genre, editor harus pandai-pandai memilihnya yang tepat. Lalu, bagaimana cara menentukan genrenya? Gampang, tinggal amati target audiensmu. Sesuaikan dengan demografinya.
Baca juga: 4 Macam Emosi Video yang Bisa Kamu Manfaatkan untuk Menarik Perhatian Audiens
Masih bingung cara menentukan musik atau backsound yang tepat untuk videomu?
Wajar! Penentuan musik atau backsound memang membutuhkan pengalaman dan jam terbang, atau minimal sering memperhatikan penggunaanya pada video-video online. Semakin sering kamu mendengar, semakin berkembang pula tastemu.
Kalau kamu butuh video animasi dengan suara latar custom, kamu bisa menghubungi tim ilustrasi.id. Konsultasikan kebutuhan videomu dengan tim, dan mari berkembang bersama kami.
Semoga informasinya bermanfaat.
Sakti
Tim ilustrasi.id