Cara Menentukan Musik atau Backsound yang Tepat untuk Videomu

Each memory has a soundtrack of it’s own – Kushandwizoom

Pernahkah kamu menyadari bahwa kamu tidak terlalu takut ketika menonton trailer Insidious tanpa menyalakan volumenya? Ini adalah bentuk pengalaman langsung yang menunjukan bahwa audio memiliki peran unik untuk media visual. Bisa saja video tidak akan menarik dan menginspirasi tanpa suara audio seperti musik atau backsound yang melengkapinya.

Musik atau backsound dapat digunakan untuk menciptakan suasana yang meyakinkan dan membentuk emosi audiens. Tentu dengan catatan harus sinkron dengan produk visualnya. Apakah kamu seorang editor video dan sudah menyadari bahwa musik atau backsound adalah bagian integral untuk membantu menghubungkan audiens dengan kontenmu? Sinergi antara musik atau backsound akan membuat audiensmu terpaku pada layarmu dalam hitungan detik.

Apa saja faktor yang perlu dipertimbangkan saat memilih musik atau backsound video?

Sebelum kamu memilih musik atau backsound untuk videomu, sebaiknya tentukan jenis video yang akan kamu buat. Masing-masing video memiliki pedoman tersendiri dalam memilih musik atau backsound yang menyertainya. Berikut empat jenis konten video yang dimaksud.

Video explainer difungsikan untuk memberikan penjelasan atau gambaran lengkap tentang sebuah informasi. Biasanya memiliki durasi yang tidak terlalu panjang untuk mempertahankan atensi audiens. Video explainer sebaiknya menggunakan track yang halus supaya tidak mendistraksi pesan yang disampaikan oleh voiceover.

Pro-tips: gunakan kompresi sidechain untuk menurunkan volume musik atau backsound beberapa desibel saat voice over berbicara, agar pesan yang disampaikan dapat didengarkan dengan jelas oleh audiens.

  1. Video promosi atau iklan

Video promosi yang ideal sebaiknya bisa menyentuh emosi audiens secara cepat dan tepat. Kamu memiliki waktu yang lebih singkat – sering kali kurang dari satu menit – untuk menarik perhatian audiens dengan menyentuh emosinya, kemudian mengaitkannya dengan produkmu. Tidak seperti video explainer yang memiliki waktu pendekatan yang lebih panjang. Tren saat ini, video promosi tidak boleh lebih dari 10 detik supaya tidak mengganggu aktivitas digital audiens. Musik atau backsound yang tepat untuk jenis video ini adalah track dramatis untuk menggarisbawahi fakta dan kelebihan produkmu dibanding kompetitor.

Baca juga: 4 Macam Emosi Video yang Bisa Kamu Manfaatkan untuk Menarik Perhatian Audiens

  1. Video testimoni

Video testimoni kini berkembang menjadi video asli dan langsung dibuat dan diunggah oleh konsumen. Karena itu, jika audiensmu merasa tidak bisa mempercayai kontemu, mereka akan segera pergi. Selain keaslian konten tersebut, musik juga memiliki peran penting untuk membangun rasa percaya itu.

Musik dan backsound yang digunakan dalam video ini sebaiknya tidak terlalu dramatis seperti video promosi, sebaiknya pilih track yang diredam, down-to-earth, funky, dan soundtrack ringan.

  1. Video company profile atau company culture

Video company profile dan company culture sebaiknya memberikan kesan energik untuk menunjukan bahwa perusahaanmu memiliki kultur yang sehat dan berenergi. Dengan kesan itu, video jenis ini juga bisa difungsikan untuk menarik perhatian calon pegawai berbakat supaya berorientasi bekerja di perusahaanmu.

Musik atau backsound yang ideal untuk video jenis ini adalah track yang menunjukan optimism, antusiasme, dan kegembiraan.

Baca juga: 12 Jenis Konten Video yang Sering Digunakan untuk Kepentingan Bisnis

Langkah-langkah memilih musik dan backsound yang tepat

Memilih musik atau backsound yang tepat lebih mudah diucapkan dibanding praktiknya. Proses penentuan tersebut membutuhkan banyak pertimbangan dan perencanaan cermat sebelum eksekusi. Berikut adalah langkah-langkah sederhana yang untuk memudahkanmu memilih musik atau backsound yang tepat untuk videomu.

  1. Pertimbangkan peran musik dan backsound dalam projekmu

"Apakah musik atau backsound berfungsi untuk mendukung pesan atau justru memiliki peran utama?"

Pertimbangkan peran dari musik atau backsound yang akan kamu gunakan, apakah untuk mendukung penyampaian informasi teknis, detil, dan akurat, atau untuk memberikan informasi ringan dan menyentuh emosi audiens.

Jika untuk menyampaikan informasi detil, pilihlah musik atau backsound tanpa banyak perubahan dan transisi (stabil) supaya tidak mengalihkan perhatian audiens. Namun, jika kamu ingin menyampaikan informasi yang tidak terlalu detil, cari jenis musik atau backsound untuk diletakkan di bagian opening untuk membangkitkan banyak emosi. Sebaiknya pilih musik atau backsound tanpa lirik untuk jenis video dengan suara latar, sedangkan jika tanpa suara latar, kamu bisa menggunakan musik atau backsound dengan lirik.

  1. Ketahui dan tentukan anggaran dana

Anggaran dana akan menentukan apakah kamu bisa menggunakan musik atau backsound royalti dan lisensi atau tidak. Poin pentingnya, jangan menggunakan musik atau backsound dengan kualitas rendah dalam keadaan apapun. Jika memungkinkan pekerjakan seorang komposer untuk mendapatkan musik atau backsound dengan mood dan konsep yang sempurna. Jika tidak, kamu bisa mencari rekomendasi musik atau backsound tanpa copyright.

Rekomendasi ilustrasi.id, jika kamu memiliki anggaran terbatas, sebaiknya gunakan musik atau backsound di bawah domain publik atau di bawah lisensi creative commons. Jika kamu memiliki anggaran medium, gunakan musik atau backsound bebas royalti, karena seringkali kualitasnya lebih baik daripada lisensi creative commons. Dan jika kamu memiliki anggaran besar, pekerjakan komposer. Keuntungannya, musik atau backsound itu akan menjadi milikmu dan dapat digunakan kembali untuk keperluan komersial.

  1. Sejajarkan musik dengan audiensmu

"Siapakah audiens videomu? Siapakah yang akan menonton videomu?"

Apakah ditujukan untuk anak-anak, remaja, mahasiswa, karyawan atau pimpinan perusahaan? Sebaiknya gunakan genre musik yang sesuai dan tidak menggeser skema videomu. Artinya, jika kamu menunjukan video itu untuk ibu-ibu, kamu tidak akan memilih genre rock atau hip-hop. Pilihlah dua atau tiga genre yang paling sesuai dengan audiensmu dari daftar berikut ini, kemudian coba tes kesesuaian musik atau backsound yang telah kamu pilih.

  • Ambient, untuk audiens muda berusia 20an.

  • Corporate, untuk video komunikasi dan bisnis.

  • Klasik, untuk audiens berusia lanjut.

  • Country, untuk audiens pria berusia 40an.

  • Drum & bass, untuk audiens remaja.

  • Epic, untuk video olahraga.

  • Electronic, untuk audiens berusia muda.

  • House, untuk audiens berusia 20an.

  • Anak-anak, untuk audiens anak-anak atau ibu mereka.

  • Folk, untuk audiens berusia 20 dan 30an.

  • Funk dan grove, untuk audiens berusia muda.

  • Soul dan R&B, untuk audiens wanita berusia 40an.

  • Jazz, untuk audiens berusia 30-60an.

  • Pop, untuk hampir semua umur audiens, terutama anak muda.

  • Rock, untuk audiens pria berusia 30an.

  • Eksperimental, untuk audiens yang sulit ditentukan.

Rekomendasi ilustrasi.id, lakukan analisis kelompok sasaran untuk mengetahui usia, afiliasi, dan profesi audiens terlebih dahulu. Jika ingin aman kamu bisa menggunakan genre corporate, rock klasik, dan ambient. Tetapi jika menargetkan audiens yang lebih muda, kamu bisa mencoba indie rock, electronic, dan hip-hop.

  1. Tentukan ritme yang tepat

Ritme adalah irama naik dan turunnya musik atau backsound yang beraturan. Ada musik atau backsound dengan irama ceria dan positif, tenang dan mengarahkan pada kesedihan dan empati. Menentukan ritme juga berarti memperhitungkan perubahan nada sesuai dengan emosi yang dikehendaki selama video diputar. Misalnya, kamu memulai video dengan nada sedih atau tenang. Kemudian, pelan-pelan kamu menaikan nada musik atau backsound untuk menunjukan transisi ke emosi bahagia. Hal ini juga dilakukan ketika kamu ingin beralih dari situasi positif ke situasi negatif.

  1. Pilih lagu atau backsound sebelum proses produksi

Nampaknya agak tidak wajar. Tetapi setelah kamu selesai memproduksi video pertama kali, pada video ke dua, kamu akan terbantu dengan cara ini. Mengapa? Karena jauh lebih mudah mengadaptasi video ke musik dan backsound, daripada sebaliknya.

Langkah awal proses produksi video adalah membuat skript video sebagai acuan selama produksi. Di sana akan tertera naskah suara latar, visualisasi, musik, backsound, dan ketentuan teknis lainnya. Proses produksi akan lebih mudah, bila kamu menyelesaikan produk audio terlebih dahulu.

Selain itu, seperti yang disebutkan dalam poin sebelumnya, ritme lah yang akan mengarahkan emosi kita. Baik membawa suasana produksi, maupun hasil akhir ketika dikonsumsi audiens. Untuk itu, segala sesuatu akan lebih mudah jika mengikuti produk audio.

Baca juga: 4 Tips Menulis Skript Video yang Efektif

  1. Koordinasikan visualisasi dengan audio

Visualisasi harus sinkron dengan audio supaya tidak mendistraksi atensi dan pemahaman audiens. Kamu memerlukan jam terbang untuk mendapatkan hasil yang semakin baik. Semakin banyak video yang kamu edit atau yang kamu perhatikan, maka semakin baik hasil yang akan kamu dapat. Tipsnya, salah satu aspek penting dari poin ini adalah bagaimana cara musik atau backsound memasuki awal video dan mengakhiri video. Kedua bagian ini selalu menjadi bagian yang menonjol untuk memberikan koherensi informasi dan membuat audiens kenyang dengan videomu.

Semoga informasinya bermanfaat

Sakti

Tim ilustrasi.id