7 Kesalahan yang Sering Dilakukan Saat Presentasi dan Cara Mengatasinya

The success of your presentation will be judged not by the knowledge you send but what the listener receives – Lily Walters

Presentasi identik dengan proses menjelaskan, baik itu secara langsung maupun tidak langsung. Contoh secara tidak langsung seperti postingan di instagram, utas di twitter, dan infografik yang disematkan di website. Ciri khasnya, presentator tidak bertatap muka secara langsung dengan audiens. Tantangannya, visualisasi dan narasi penjelasannya harus menarik dan mudah dimengerti.

Sedangkan contoh presentasi tidak langsung seperti mengajar di depan kelas, webminar, sosialisasi, dan demo produk tertentu. Audiens sengaja ingin mendengarkan presentasi secara langsung untuk meminimasilir kesalahpahaman dan atau mengkonfirmasi informasi tertentu. Tapi apakah presentasimu sudah efektif dan bisa dimengerti audiens?

Berikut adalah 10 kesalahan yang sering dilakukan presentator saat presentasi

  1. Tidak mengenali audiens

Mengenali audiens adalah langkah pertama sebelum menentukan materi, visualisasi, dan cara presentasi. Presentasi di depan rekan kerja dan peserta didik memiliki cara dan gaya yang berbeda. Misal dengan rekan kerja kamu menggunakan bahasa yang formal, sedangkan untuk peserta didik kamu menggunakan bahasa ibu.

  1. Tidak bisa menyentuh emosi audiens

Emosi adalah jalan audiens mendengarkan presentasimu. Lebih bagus lagi bila presentasimu relate dengan kepentingan dan kebutuhan mereka. Presentasi bukan sekedar pemaparan data, tapi juga harus disertai dengan penjelasan. Karena terkadang orang bisa membaca data, tapi tidak tahu makna dan hubungannya dengan mereka.

Menyentuh emosi juga berarti kamu sedang mencoba memahami kondisi yang sedang dialami audiens. Dengan begitu, audiens bisa memahami bahwa kamu mempelajarinya secara detil dan komprehensif. Hal itu bisa meningkatkan kepercayaan mereka terhadap presentasimu.

Baca juga: 4 Macam Emosi Video yang Bisa Kamu Manfaatkan untuk Menarik Perhatian Audiens

  1. Hanya menyodorkan masalah tanpa solusi

Menjengkelkan sekali bukan, presentator banyak menyodorkan masalah tanpa solusi? Beberapa audiens akan berpikir, daripada mendengarkan pesentasi untuk menambah masalah, lebih baik tidak usah dan segera menyelesaikan masalah yang ada. Namun jika kamu belum menemukan solusi yang tepat, sebaiknya membuat opsi alternatif untuk memicu pendapat mereka. Hal itu akan menunjukkan bahwa kamu juga sedang berusaha untuk menyelesaikan masalah.

  1. Durasi terlalu panjang atau terlalu pendek

Durasi ideal pemaparan materi adalah 7-10 menit, jika topik dan presentatornya baik. Namun bila tidak, audiens bisa kehilangan minat lebih cepat menjadi 7 detik, bukan menit lagi. Tapi bagaimana jika diminta presentasi dengan durasi panjang, 1,5 jam misalnya? Tipsnya persiapkan kata kunci untuk setiap poin penting presentasi. Miliki kata kunci untuk dibahas dalam durasi panjang dan pendek. Kata kunci tersebut akan membantumu mengontrol durasi presentasi. Namun, juga jangan terlalu terburu-buru memberikan solusi dan tips. Berikanlah waktu ekstra kepada audiens untuk mencerna apa yang baru saja kamu sampaikan.

Selain itu, audiens juga memiliki kebutuhan lain. Jika di awal sudah dijanjikan sepuluh menit, maka presentasi harus tepat sepuluh menit untuk menunjukan profesionalitasmu. Terlalu cepat membuat mereka bertanya-tanya, benar sudah selesai? Apa ini tidak terlalu sederhana? Sedangkan bila terlalu lama – bisa saja – mereka berpikir bahwa presentasi terlalu bertele-tele, tidak tepat sasaran, dan terlalu meluas.

  1. Terlalu sering membaca slide

Tujuan dari presentasi adalah untuk membangun koneksi. Kamu ingin membuat audiensmu merasakan seperti apa yang sedang kamu rasakan, serta membangun kepercayaan diri audiens dengan informasi yang sedang kamu presentasikan. Jika kepalamu terlalu banyak menunduk, matamu menatap ke bawah, berbicara dengan suara monoton, atau membaca slide, kredibilitas dan koneksi yang telah kamu bangun akan berkurang.

Tidak ada salahnya membaca slide, tapi terlalu sering membacanya menunjukan bahwa kamu belum menguasai materi presentasi – kamu dianggap tidak siap. Slide dalam presentasi hanya sebagai alat bantumu untuk mempertegas poin-poin penting, bukan sebagai alat utama presentasi.

  1. Visualisasi yang tidak menarik

Audiens membutuhkan sekitar 50 milidetik untuk membuat kesan pertama, dan 94% berasal dari visualisasimu. Visualisasi adalah pembentukan citra sekaligus alat bantu retensi dari penjelasanmu. Bisa berupa gambar, slide, mind map, ilustrasi, atau video.

Baca juga: Alternatif Media Bantu untuk Presentasi Visual

Biasanya, presentator menghabiskan waktunya untuk mempersiapkan materi presentasi, tapi tidak dengan visualisasi. Padahal visualisasi juga mencerminkan keseriusan dan kesiapan persiapan presentasimu. Kamu bisa memainkan warna dan backsound untuk mempengaruhi psikologi audiens. Misal, menggunakan warna bold untuk menunjukan kesan kuat atau powerful, atau menggunakan backsound video ceria untuk video edukasi.

Baca juga: Ketahui Lebih Dalam Tentang Psikologi Warna untuk Video Explainermu

  1. Lupa cek ulang bahan presentasi

Cek ulang bahan presentasi bisa kamu lakukan sambil mensimulasikan presentasi secara mandiri. Tujuannya untuk mensinkronkan dengan sintak presentasimu serta menghindari kesalahan ketik dan visualisasi

Bagaimana menghindari terjadinya kesalahan dalam presentasi?

Mulailah dengan perencanaan dan penguasaan bahan presentasi. Kemudian posisikan dirimu sebagai audiens, apakah cara presentasimu mudah dimengerti? Serta timbulkan beberapa pertanyaan yang sekiranya akan ditanyakan saat presentasi. Hal itu akan menjadi alat bantu evaluasi materi sebelum presentasi dimulai.

Kemudian pilih dan bangun visualisasi yang jelas. Misal, Ketika kamu menginginkan suasana brainstorming pengambilan keputusan maka gunakanlah mind mapping, atau menggunakan video animasi explainer untuk edukasi audiens dengan waktu yang terbatas. Tipsnya, gunakan alat bantu visual sederhana supaya tidak mendistraksi titik fokus audiens. Kunjungi portofolio kami di sini untuk mendapatkan contoh visualisasi sederhana. Mari berkembangan bersama ilustrasi.id.

Semoga bermanfaat

Sakti

Tim ilustrasi.id